Monday, May 08, 2006

sekali sekala..


kali ini kubiarkan kata- kata bermain dengan seninya
namun sindiran tetap menjadi tunjangnya.
tiada apa yang bermain di kepala
hanya kata-kata pengubat luka
namun sindiran tetap menjadi tunjangnya.
walau macam mana kata-kata bermain dengan seninya
serta sindiran menjadi tunjangnya
tidak pula diendahnya
bagaikan segala kata hanya kosong belaka
tetap dikeraskan hatinya
keras kepala sungguh dia
tetap menyanjung egonya.
kalau ikutkan hati mahu saja disebatnya
biar dia rasa betapa peritnya rasa di jiwa
kerna luka di jiwa masih belum ada penawarnya.
kali ini kubiarkan kata-kata bermain dengan seninya
namun sindiran tetap menjadi tunjangnya
ku harap ketika dia membacanya
biar mata menjadi alat penghantarnya
agar hati terasa pedihnya.
biar sindiran menjadi tunjangnya.


p/s: hidup ku sekarang bagai org buta kehilangan tongkatnya dan tidak pula dibantu oleh manusia yang mempunyai mata serta penglihatannya. Tongkatku hanya disepak-sepak sahaja oleh mereka.




1 comment:

* shuhada * said...

manusia itu mungkin memandang enteng diantara mereka.. tetapi..Allah itu Pencipta kita yg bisa memimpin kita selaku hambaNya.. yang tak mungkin meminggirkan kita..jauh sekali 'menyepak' tongkat temawn setia kita..